Jakarta, transnewss.com – Presiden Prabowo Subianto telah menjadwalkan pertemuan bersama Menteri Kabinet Merah Putih di Akademi Militer (Akmil) Magelang, Jawa Tengah pada 23-27 Oktober 2024. Namun tahukah Anda, Akmil Magelang merupakan sekolah tinggi pendidikan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD).
Lokasi pendidikan ini berada di Lembah Tidar, dekat Gunung Tidar, Magelang, Jawa Tengah. Akmil Magelang memiliki hubungan dekat dengan Presiden Prabowo.
Hal ini dikarenakan, Prabowo pernah menempuh pendidikan di Akmil hingga lulus pada 1974. Saat masih menjadi Menteri Pertahanan RI, Prabowo juga pernah meresmikan Ruang Makan Husein Akmil pada Kamis, 9 November 2023.
Lantas, bahaimana sejarah berdirinya Akmil yang akan dipakai sebagai tempat pertemuan Kabinet Merah Putih. Simak selengkapnya dibawah ini.
Seperti Apa Sejarah Akademi Militer Indonesia?
Tahukah Anda, Akademi Militer merupakan perguruan tinggi kedinasan di bawah naungan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) yang dikelola pemerintah. Mengutip laman resmi Kementerian Pertahanan RI, Akmil berdiri di tanah seluas 654,4493 Ha dan ketinggian 400 mdpl.
Berdiri di Kota Magelang, Jawa Tengah. Akmil terdiri dari Komplek Panca Arga, Ksatrian Akmil, Mess Sundoro, Mess Sumbing, Mess Merapi, dan Mess Dieng. Adapun Mess Kranggan, kolam renang Pisangan, daerah latihan Gending, Pendem, Plempungan, Kaloran, Kopeng, dan Gringsing di Kabupaten Batang.
Dalam masa pendidikan, mahasiswa Akmil menjalani studinya dengan biaya kuliah ditanggung negara. Para lulusan Akmil akan menyandang kualifikasi akademis diploma IV (setara Sarjana Strata-1) dengan gelar Sarjana Terapan Pertahanan S.Tr.(Han).
Setelah melewati masa pendidikan, serta masa kelulusan, mereka akan diangkat menjadi perwira TNI Angkatan Darat berpangkat letnan dua. Mereka juga memiliki kompetensi dasar jabatan golongan VIII (setingkat komandan peleton).
Tercatat terdapat lima program studi Akmil yaitu Teknik Sipil Pertahanan, dan Teknik Mesin Pertahanan. Selain itu, ada juga Teknik Elektro Pertahanan, Manajemen Pertahanan, dan Administrasi Pertahanan.
Akademi Militer di Magelang berawal dari berdirinya Militaire Academie (MA) Yogyakarta pada tanggal 31 Oktober 1945. Institusi ini berdiri atas inisiasi Kepala Staf Umum Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Letnan Jenderal TNI Oerip Soemohardjo.
Namun, MA Yogyakarta terpaksa ditutup sementara pada 1950 usai meluluskan dua angkatan karena alasan teknis. Para taruna angkatan ketiga menyelesaikan pendidikannya di Akademi Militer Kerahaan (KMA) Breda, Belanda.
Pada masa itu, berdirilah Sekolah Perwira Darurat di berbagai tempat. Di antaranya, Malang, Mojoagung, Salatiga, Tangerang, Palembang, Bukit Tinggi, Brastagi, dan Prapat.
Hal ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan TNI Angkatan Darat. Sejalan dengan itu, di Bandung, berdiri Sekolah Perwira Genie Angkatan Darat (SPGi AD) pada 1 Januari 1951.
Hingga kemudian, namanya berubah jadi Akademi Teknik Angkatan Darat (Atekad) pada 23 September 1956. Pada 13 Januari 1951, Pusat Pendidikan Perwira Angkatan Darat (P3AD) juga didirikan di Bandung.
Karena ada banyak sekolah perwira TNI AD di Indonesia, membuat Menteri Pertahanan mendirikan Akademi Militer Nasional (AMN). Hal ini sesuai pada rapat sidang parlemen 1952.
Saat itu, Presiden RI Ir Soekarno selaku Panglima Tertinggi Angkatan Perang RI akhirnya meresmikan pembukaan AMN. Peresmian ini terjadi pada 11 Nopember 1957 pukul 11.00 WIB.
AMN berkedudukan yang saat itu berada di Lembah Tidar Magelang dianggap strategis dengan keberadaan Gunung Tidar di dekatnya. Para taruna yang masuk Akademi Militer pada 1957.
Kiprahnya menjadi institusi militer pertama pada 1961. Akademi Militer Nasional Magelang diintegrasikan dengan Atekad Bandung dengan nama Akademi Militer Nasional dan berkedudukan di Magelang.
Saat itu, masing-masing matra yakni TNI Angkatan Darat, Angkatan Udara, Angkatan Laut, serta Polri memiliki akademi. Hingga kemudian, seluruh akademi digabung menjadi Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) pada 16 Desember 1965.
Sesuai tuntutan tugas, Akabri di Magelang berubah nama menjadi Akabri Udarat pada 29 Januari 1967. Akabri sendiri terdiri dari dua bagian di bawah satu pimpinan, yaitu Akabri Bagian Umum dan Akabri Bagian Darat.
Akabri Bagian Umum bertugas mendidik taruna tingkat pertama selama satu tahun, termasuk Pendidikan Dasar Keprajuritan Chandradimuka. Akabri Bagian Darat mendidik taruna Akabri mulai tingkat dua sampai empat.
Pada 29 September 1979, Akabri Udarat berubah namanya menjadi Akabri Bagian Darat. Akademi ini lalu direorganisasi menjadi Angkatan Bersenjata Rakyat Indonesia (ABRI).
Pada 14 Juni 1984, ABRI berubah nama menjadi Akademi Militer (Akmil). Kemudian, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) resmi berpisah dari tiga angkatan lainnya pada 1 April 1999.
Angkatan Bersenjata Republik Indonesia berubah menjadi TNI. Sejak itu, Akademi Kepolisian berdiri terpisah dari Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia. (AAL), dan Akademi Angkatan Udara (AAU). (***)